IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim terbuat dari plastik yang kecil dan fleksibel, yang dipasang oleh bidan atau dokter yang terlatih dan berpengalaman. IUD sangat efektif untuk mencegah kehamilan sampai dengan 10 tahun.
Efektivitas sangat tinggi
Efektivitas sangat tinggi
Menghambat sperma untuk masuk ke saluran sel telur.
Mencegah sperma dan sel telur bertemu sehingga tidak terjadi kehamilan.
Membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk melakukan pembuahan.
IUD sangat efektif untuk mencegah kehamilan hingga 99%. Dari 1,000 perempuan yang menggunakan IUD, hanya 6-8 perempuan yang hamil di tahun pertama setelah pemakaian.
Dapat segera efektif sebagai alat kontrasepso langsung setelah peasangan
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Dapat digunakan sampai menopause (satu tahun atau lebih setelah haid terakhir)
Tidak ada interaksi dengan obat-obatan seperti obat tuberculosis (TBC), epilepsi (ayan)
Pada umumnya tidak mengganggu hubungan suami istri
Ekonomis, masa pakai 10 tahun
Tidak mengandung hormone sehingga tidak membuat gemuk
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3-6 bulan pertama).
Dapat menyebabkan kram/mules
Haid lebih lama dan lebih banyak
Perdarahan bercak selama beberapa minggu.
Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh perempuan yang menderita Infeksi Menular Seksual (IMS), seperti Klamidia, Sifilis (Raja singa), Herpes Genital, Gonorhea (Kencing nanah), Scabies (kudis), dan lain-lain. IMS yang diderita mesti diobati dahulu sebelum pemasangan IUD karena akan menyebabkan infeksi rongga rahim.
Tidak melindungi terhadap penularan HIV/IMS.
Cara Pemasangan:
Tanpa prosedur pembiusan, tenaga kesehatan yang terlatih memasang IUD ke dalam rahim melalui vagina. Benang IUD akan menggantung sampai saluran vagina, namun tidak keluar dari vagina
Pemasangan sebaiknya dilakukan pada saat siklus menstruasi karena pada saat itu mulut rahim lebih terbuka sehingga lebih mudah dipasangkan
Setelah prosedur pemasangan, petugas kesehatan akan memberikan informasi/kartu mengenai jenis IUD, tanggal pemasangan, tanggal kontrol, dan tanggal pelepasan
Ibu yang menggunakan IUD melakukan kontrol kembali sebulan setelah pemasangan
Prosedur pemasangan hanya berlangsung sekitar 10 menit.
Cara Pencabutan:
Tenaga kesehatan mencabut IUD secara perlahan sampai keluar dari rahim
Pencabutan sebaiknya dilakukan pada saat siklus menstruasi. Hal ini diakibatkan pada saat itu rahim akan terbuka sehingga memudahkan pemasukan atau pencabutan IUD. Juga mengurangi rasa sakit akibat dimasukkannya pendorong. Tapi bukan berarti tidak boleh dipasang atau dicabut saat tidak menstruasi, hanya mengurangi rasa sakit dan memudahkan dalam prosesnya. Ingat, ini tidak akan mengurangi atau mengubah fungsi atau kualitas dari IUD bila dipasang tidak pada masa menstruasi.
Waktu Pemasangan :
IUD dapat dipasang setiap saat selama tidak hamil
IUD sebaiknya dipasang ketika sedang menstruasi, yaitu di pertengahan atau saat akhir periode menstruasi
IUD dapat dipasang segera setelah bersalin/keguguran. Jika sudah lewat dari 48 jam setelah melahirkan, IUD dapat dipasang di atas 4 minggu setelah melahirkan/keguguran.
Hamil atau diduga hamil
Sudah lewat 48 jam pasca melahirkan dan belum 4 minggu.
Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya.
Sedang menderita penyakit IMS (Gonorhea dan Clamidia, harus diobati sebelum pemasangan AKDR)
Memiliki kelainan rahim
Bagi penderita HIV, perlu dilakukan konseling lebih lanjut
Puskesmas/Klinik Pratama/Rumah Sakit D Pratama
Praktik Dokter
Praktik Bidan
Rumah Sakit
Rumor: IUD bisa berpindah dari rahim wanita ke bagian tubuh lain seperti jantung atau otak
Fakta: Normalnya IUD tetap berada di rahim. IUD tidak bisa berpindah ke jantung, otak, atau bagian tubuh lain di luar perut. Rongga rahim hanya memiliki satu saluran saja, satu tempat masuk dan satu tempat keluar yaitu melalui lubang vagina. Untuk kasus sangat jarang dimana pemasangan IUD menembus dinding atas rahim, maka IUD akan berada diluar rahim tetapi masih didalam rongga belakang rahim dan akan tetap disitu tidak akan kemana-mana.
Rumor: IUD bisa keluar sendiri
Fakta: Penyebab tersering adalah pemasangan yang tidak tepat, karena pemasangan tidak mencapai dinding atas rahim (fundus) sehingga IUD gampang tertarik keluar. Bisa juga akibat kurangnya konseling pasca pemasangan sehingga klien kurang paham dengan IUD (IUD memiliki benang, jika dirasakan dekat lubang vagina, jangan ditarik). Anda mungkin akan menarik benang saat jongkok karena dikira ini benda asing/rambut. IUD juga bisa keluar sendiri jika memang ada kelainan dalam leher rahim, misalnya leher rahim longgar. Itulah sebabnya diperlukan kontrol sebulan setelah pemasangan ataupun kontrol rutin untuk memastikan IUD masih ada di posisinya.
Rumor: IUD membuat wanita tidak subur
Fakta: Tidak benar IUD membuat wanita tidak subur. Faktanya IUD adalah metode kontrasepsi yang tidak membutuhkan waktu untuk mengembalikan kesuburan pada wanita. Wanita dapat segera hamil setelah IUD dilepas
Rumor: Benang pada IUD membuat suami tidak merasa nyaman ketika berhubungan seksual karena suami dapat merasakannya.
Fakta: Benang IUD yang dipotong terlalu pendek dapat menimbulkan kesan tidak nyaman, karena menjadi lebih kaku, sebenarnya benang bisa tidak di potong dan hanya di selipkan.
Rumor: IUD menyebabkan pendarahan terus menerus.
Fakta: Sebenarnya tidak terus menerus, hanya akan lebih panjang masa perdarahannya, hal ini dikarenakan, secara normal, pada saat kita mens, maka uterus rahim akan berkontraksi/akan mengkerutkan diri agar pembuluh darah di rahim yang robek akibat menstruasi dapat tertutup, tetapi dikarenakan ada benda asing (IUD) maka proses kontraksi ini akan terganggu (coba bayangkan bila mengepalkan tangan tapi ada benda didalam tangan, maka kepalan akan sulit) sehingga pembuluh darah jadi tidak tertutup sebagaimana bila tidak ada IUD. Hal ini mengakibatkan masa perdarahan akan lebih panjang dan perdarahan akan lebih banyak. Perlu diingat, hal ini adalah efek normal dari penggunaan IUD yang akan hilang dengan sendirinya saat rahim telah melakukan penyesuaian. Gunakan penghilang nyeri bila nyeri dirasakan sangat kuat.
Rumor: Sudah pasang IUD tapi tetap hamil
Fakta: Seperti halnya alat kontrasepsi lain, IUD juga memiliki tingkat kegagalan, meskipun sangat kecil. Yang dimaksud dengan gagal di sini adalah wanita tetap hamil meski sedang memakai IUD. Namun jumlah ini sangat kecil, yaitu 6 – 8 kehamilan per 1000 perempuan . Yang berarti IUD umumnya berhasil pada 99,2-99,4% wanita lain.
Rumor: IUD dapat menimbulkan kanker
Fakta: Tidak ditemukan data bahwa penggunaan IUD dapat menimbulkan risiko terjadinya kanker. Justru pada penggunaan IUD baik pada saat pemasangan maupun control dapat dilakukan secara bersamaan tes deteksi dini kanker leher rahim.
Rumor: Menyebabkan hamil di luar kandungan atau hamil anggur
Fakta: Justru sebalikknya, IUD sangat menurunkan risiko kehamilan di luar kandungan atau disebut juga dengan kehamilan ektopik. Tingkat kejadian kehamilan ektofik pada wanita yang menggunakan IUD adalah 12 per 10,000 wanita per tahun. Ini sangat rendah jika dibandingkan dengan kehamilan ektopik pada wanita di Amerika Serikat yang tidak menggunakan kontrasepsi adalah 65 per 10,000 wanita per tahun.
Rumor: IUD bisa menempel di bagian tubuh bayi
Fakta: Pada kasus kegagalan ketika ibu hamil, IUD dapat menempel pada tubuh bayi dan akan keluar pada saat persalinan Pada kasus ini, IUD tidak mengganggu tumbuh kembang janin.
Rumor: IUD harus dicabut ketika meninggal
Fakta: IUD tidak perlu dicabut ketika meninggal. Sama seperti halnya pada orang yang menggunakan cincin pada jantung atau tambalan gigi, atau pen pada tulang yang patah.