Kondom adalah sarung berbentuk silinder yang tipis terbuat dari lateks (karet) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.
Efektivitas sangat tinggi
Efektivitas sangat tinggi
Menghalangi agar sperma tidak memasuki vagina sehingga mencegah kehamilan
Menghalangi masuknya bakteri, virus, atau jamur masuk ke vagina sehingga mencegah penularan infeksi menular seksual dan HIV
Kondom hanya untuk satu kali pakai
Efektivitas mencapai 85% atau angka kegagalan 15 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Mudah didapat dan digunakan
Mencegah kehamilan, IMS dan HIV sekaligus
Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Cara dan kedisiplinan dalam penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
Memerlukan kerjasama yang baik dengan pasangan
Harus menggunakan kondom baru dan pastikan kondom belum melewati masa kadaluarsa setiap akan melakukan hubungan seksual
Kondom dipasang pada saat penis ereksi
Pangkal kondom ditarik sampai ke pangkal penis
Setelah ejakulasi (sperma keluar), pegang pangkal kondom dan keluarkan kondom selagi masih ereksi (mengeras)
Ikatkan pangkalnya dan bungkus kondom, lalu dibuang ke tempat sampah
Mengidap alergi terhadap bahan lateks.
Kondom dapat diperoleh melalui petugas KB, apotik, toko/mini market, dan fasilitas kesehatan
Rumor: Kondom mengganggu ereksi (impoten)
Fakta: Kondom tidak menyebabkan impoten, sebaliknya kondom dapat mempertahankan ereksi. Mekanisme ini sebenarnya merupakan efek pelapis dari kondom itu sendiri. Penis yang menggunakan kondom akan menjadi kurang sensitif dibanding tanpa kondom karena lapisan kondom akan melapisi dinding penis. Dan juga ada sebagian kondom yang menggunakan zat kebas/pengurang sensitif kulit sehingga penis menjadi kurang sensitif dan ereksi bisa lebih lama.
Rumor: Kondom tertinggal di dalam ketika sudah selesai berhubungan.
Fakta: Hal ini bisa terjadi. Biasanya disebabkan penis sudah “loyo” didalam dan belum ditarik. Untuk menghindarinya setelah ejakulasi, jangan berlama-lama di dalam agar kondom tidak kendor atau bisa dengan menggunakan ukuran yang tepat, tidak kebesaran. Periksa ukuran penis Anda, dan cocokkan dengan ukuran kondom yang akan dibeli.
Rumor: Beberapa merk kondom saat ini memiliki berbagai macam rasa atau aroma, apakah zat kimianya tidak berbahaya untuk wanita?
Fakta: Zat-zat ini telah teruji secara klinis aman, biasanya pabrikan kondom ternama hanya menggunakan bahan-bahan yang aman dan tidak berbahaya baik bagi wanita ataupun pria.
Rumor: Kondom bisa bocor
Fakta: Kondom biasanya terbuat dari bahan lateks (karet) atau Poliuratin (PU) yang sangat tipis dan mudah robek. Yang biasanya menyebabkan robek adalah penggunaannya yang tidak tepat misalnya menggunakan ukuran yang tidak sesuai (kebesaran/kekecilan), pemasangan yang tidak tepat atau yang tersering adalah berhubungan menggunakan kondom saat liang vagina tidak cukup terlumasi (bisa terlalu dini atau terlalu lama sehingga pelumas sudah hilang). Menghindarinya dengan menggunakan ukuran yang benar, penggunaan yang benar dan vagina terlumasi dengan baik, bisa dengan menggunakan pelumas buatan (walau rata-rata kondom memiliki pelumas juga, cuma kadang kurang cukup)
Rumor: Kondom yang digunakan harus steril
Fakta: Kondom tidak harus steril karena organ reproduksi pun pada dasarnya tidak bersifat steril. Namun demikian, kondom yang digunakan harus sekali pakai dan tidak boleh digunakan kembali